Pesan Gus Fahrur untuk Kemandirian Ekonomi Pesantren demi Mencetak Generasi Muda Islam yang Kuat dan Berdaya

pesan Gus Fahrur untuk kemandirian ekonomi pesantren

DigitalSantri – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrurrozi, ber pesan Gus Fahrur untuk kemandirian ekonomi pesantren dalam acara Halal Bihalal Alumni Pesantren Tebuireng di Pendopo Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Kamis (18/4/2024).

Gus Fahrur menegaskan bahwa santri dan pesantren harus memiliki semangat kemandirian, khususnya dalam masalah ekonomi.

Hal ini dikarenakan dakwah membutuhkan dana, pembangunan pesantren membutuhkan anggaran, dan kemandirian ekonomi memungkinkan santri untuk membantu pesantren dan lembaga pendidikan Islam lainnya.

“Santri itu baiknya (harus) kaya, mandiri secara ekonomi. Dakwah perlu uang. Bangun pesantren butuh anggaran, tidak bisa beli semen dengan Al-Fatihah,” ujar Gus Fahrur.

Kemandirian ekonomi, menurut Gus Fahrur, akan membawa manfaat yang luas bagi umat Islam. Ketika umat Islam memiliki kemandirian ekonomi, mereka dapat membangun lembaga pendidikan tanpa mengandalkan bantuan pemerintah, seperti yang dilakukan oleh Universitas Oxford dan Universitas Harvard. Kedua universitas tersebut merupakan contoh lembaga pendidikan swasta yang maju dan mandiri.

Gus Fahrur menambahkan bahwa santri yang lulus dari pesantren harus memiliki perencanaan matang untuk hidup mandiri secara ekonomi. Dengan begitu, mereka dapat membantu pesantren dan lembaga pendidikan Islam lainnya. Kemandirian ekonomi para alumni pesantren akan membantu kemajuan pesantren dan lembaga pendidikan Islam.

“Kaya itu cobaan, miskin juga cobaan. Namun, enak kaya. Dakwahnya lebih enak. Umat Islam kalau tidak kaya susah juga. Minta uang di pinggir jalan, diejek,” kata Gus Fahrur.

Gus Fahrur menegaskan bahwa soal kemandirian ekonomi bukan hal baru dalam IsIam. Nabi Muhammad SAW terbiasa dengan dunia dagang. Sebelum menikah dengan Khadijah, Nabi keliling berdagang.

“Hadits Nabi, jangan hasud kecuali dalam dua hal (ingin positif). Pertama, orang lelaki yang kaya dan menggunakan hartanya untuk kebaikan. Kedua, orang berilmu yang mau mengamalkan ilmu dan mengajarkannya,” pungkas Gus Fahrur.

Pesan Gus Fahrur tentang kemandirian ekonomi pesantren disambut baik oleh para alumni Pesantren Tebuireng. Mereka berkomitmen untuk bekerja keras dan mandiri secara ekonomi agar dapat membantu pesantren dan umat Islam.

“Pesan Gus Fahrur sangat memotivasi kami untuk menjadi santri yang mandiri dan berkontribusi bagi kemajuan pesantren dan umat Islam,” ujar salah satu alumni Pesantren Tebuireng.

Kemandirian ekonomi pesantren merupakan langkah penting untuk mencetak generasi muda Islam yang kuat dan berdaya. Dengan kemandirian ekonomi, pesantren dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan membina santri yang siap menjadi pemimpin bangsa.

Upaya Nyata Menuju Kemandirian Ekonomi Pesantren:

Menindaklanjuti pesan Gus Fahrur, para pemangku kepentingan di bidang pendidikan Islam mulai bergerak untuk mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah dengan mendorong santri untuk mengembangkan wirausaha.

Berbagai pelatihan dan pendampingan diberikan kepada santri agar mereka memiliki kemampuan untuk memulai dan menjalankan usaha.

Hal ini diharapkan dapat membantu santri untuk mandiri secara ekonomi dan sekaligus membantu pesantren dalam meningkatkan pendapatan.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren juga dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta, dan lembaga filantropi. Kerjasama ini diharapkan dapat membuka akses bagi pesantren untuk mendapatkan modal, teknologi, dan pasar bagi produk-produk mereka.

Tantangan dan Harapan:

Meskipun banyak upaya yang dilakukan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan modal dan akses pasar.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, dibutuhkan sinergi dan kerjasama dari berbagai pihak. Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan berupa kebijakan dan program yang berpihak pada pesantren. Swasta dan lembaga filantropi juga diharapkan dapat membantu pesantren dalam hal pendanaan dan pembinaan.

Dengan kerjasama dan sinergi dari berbagai pihak, diharapkan kemandirian ekonomi pesantren dapat segera terwujud. Hal ini akan membawa manfaat yang besar bagi santri, pesantren, dan umat Islam secara keseluruhan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *