Kegiatan Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) 2024 yang diselenggarakan oleh PKS kembali menjadi sorotan dengan partisipasi yang luar biasa dari santri milenial dan generasi Z di seluruh Indonesia. Ketua DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan, menyampaikan apresiasi khusus terhadap peran aktif para santri dalam lomba ini, terutama dari Jawa Timur yang menjadi salah satu peserta terbanyak kedua setelah Jawa Barat.
Dalam kegiatan Semi Final LBKK yang digelar di ruang Aula Kantor DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan menekankan pentingnya peran pemuda sebagai pengendali, bukan hanya sebagai penerima manfaat. Peserta LBKK dari Jawa Timur mencapai jumlah 231 santri milenial dan generasi Z, yang merupakan kontribusi signifikan dalam upaya memaksimalkan potensi pemuda dalam pembangunan masyarakat.
Irwan Setiawan juga menegaskan bahwa LBKK bukan hanya sekadar kegiatan untuk meningkatkan kecintaan pada ilmu dan ulama, namun juga sebagai upaya untuk menjaga aqidah ahlussunnah wal jamaah dan NKRI berdasarkan Pancasila. Menurutnya, pesantren, ulama, dan santri harus ditempatkan pada posisi terhormat dalam masyarakat untuk berkontribusi besar dalam menentukan masa depan bangsa.
Dalam pembukaan Semi Final LBKK ini, anggota Fraksi PKS DPRD Jatim, Riyadh Rosyadi, menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Dia mengutip surat Al Mujadilah ayat 11 yang menegaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu, yang diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi bangsa ini.
Sementara itu, pemenang Semi Final LBKK Jatim, Alfoun Fajar Mubarak dari Pondok Pesantren Raudhatul Muta’allimin al Aziziyah 1 Bangkalan, akan mewakili Jawa Timur dalam kompetisi di tingkat nasional. Ketua Panitia, Muhammad Aziz, berharap agar Jawa Timur dapat meraih kemenangan seperti sebelumnya di tingkat nasional, dan memohon doa dari semua pihak untuk kesuksesan mereka.
Dalam konteks ini, keberhasilan Alfoun Fajar Mubarak dalam Lomba Baca Kitab Kuning menjadi bukti nyata dari potensi yang dimiliki oleh santri muda Jawa Timur dalam menguasai ilmu agama dan menjadi bagian dari pengembangan intelektualitas kaum muda di Indonesia.
Partisipasi aktif santri dalam kegiatan seperti LBKK tidak hanya memperkuat kecintaan pada ilmu agama, tetapi juga memperkaya khasanah keilmuan Islam di tanah air. Hal ini sejalan dengan visi pendidikan yang menekankan pentingnya pemahaman agama yang benar dan kedalaman ilmu pengetahuan bagi generasi muda.
Selain itu, keberhasilan santri dalam berbagai kompetisi juga memberikan kontribusi positif dalam memperkuat identitas keagamaan dan kebangsaan, serta menginspirasi generasi muda lainnya untuk berprestasi dalam bidang pendidikan dan keilmuan.
Kegiatan Lomba Baca Kitab Kuning yang diselenggarakan secara rutin oleh PKS juga menjadi wujud nyata dari komitmen partai tersebut dalam menjaga dan mengembangkan tradisi keilmuan Islam, serta memperkuat peran pesantren dan ulama dalam pembangunan masyarakat dan negara.
Diharapkan, keberhasilan Alfoun Fajar Mubarak dan santri-santri lainnya dalam Lomba Baca Kitab Kuning dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan memperkokoh nilai-nilai keagamaan serta kebangsaan demi terwujudnya masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.
Melalui Lomba Baca Kitab Kuning ini, PKS juga memperkuat perannya sebagai agen pembangunan yang peduli terhadap pengembangan intelektualitas dan spiritualitas generasi muda. Dengan menggelar kegiatan semacam ini secara berkala, PKS turut berperan dalam menjaga tradisi keilmuan Islam dan mempromosikan semangat pembelajaran di kalangan santri.
Partisipasi yang aktif dari santri milenial dan generasi Z dalam Lomba Baca Kitab Kuning juga memberikan pesan kuat bahwa nilai-nilai keagamaan dan keilmuan masih sangat relevan dan penting bagi masa kini dan masa depan. Hal ini juga mencerminkan bahwa pesantren masih menjadi lembaga pendidikan yang memiliki peran vital dalam membentuk karakter dan kepribadian generasi muda di Indonesia.
Selain itu, komitmen PKS dalam menggelar kegiatan semacam ini juga dapat dilihat sebagai upaya untuk menjaga keberagaman dan pluralitas dalam ranah keilmuan Islam, di mana berbagai pesantren dari berbagai daerah di Indonesia dapat bersaing secara sehat dalam upaya memperluas wawasan keislaman.
Dengan demikian, Lomba Baca Kitab Kuning bukan hanya sekadar ajang kompetisi semata, tetapi juga menjadi wujud dari semangat kolaborasi antara berbagai pihak untuk memajukan pendidikan Islam di Indonesia. Semoga keberhasilan santri-santri dalam lomba ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh generasi muda untuk terus mengembangkan potensi mereka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan agama.