DIGITALSANTRI – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang sarat dengan kesibukan dan kompetisi, seringkali kita terjebak dalam mengejar kesuksesan dan pencapaian pribadi. Namun, di antara tujuan-tujuan tersebut, terdapat nilai luhur yang tak jarang terabaikan, yaitu menjadi pribadi yang menebar manfaat bagi orang lain.
Dalam ajaran Islam, terdapat sebuah hadis yang begitu sarat makna, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Hadis ini mengingatkan kita bahwa esensi hidup yang sesungguhnya bukanlah semata-mata tentang diri sendiri, melainkan tentang kebaikan yang dapat kita berikan kepada sesama.
Menjadi pribadi yang bermanfaat bukan berarti memiliki kekayaan atau kedudukan yang tinggi. Setiap individu, dengan segala kemampuan dan kelebihan yang dimilikinya, dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar.
Kebaikan yang dapat kita sebarkan bisa dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Tulus membantu tetangga yang membutuhkan, berbagi ilmu dan pengetahuan kepada orang lain, atau sekadar memberikan senyum hangat kepada seseorang yang tengah dilanda kesulitan, semuanya merupakan bentuk amal kebaikan yang akan memberikan dampak positif bagi kehidupan orang lain.
Manfaat yang kita berikan kepada sesama bukan hanya akan bernilai di mata mereka, tetapi juga akan membawa berkah dan kebahagiaan bagi diri kita sendiri. Ketika kita menebar kebaikan, tanpa disadari kita sedang menumbuhkan rasa empati, kepedulian, dan kasih sayang dalam diri kita.
Dengan menjadi pribadi yang bermanfaat, kita tidak hanya mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi mendatang, tetapi juga membangun sebuah masyarakat yang saling menopang dan peduli satu sama lain.
Ingatlah, sebaik-baiknya manusia bukanlah mereka yang memiliki banyak harta atau kekuasaan, melainkan mereka yang mampu memberikan manfaat dan kebaikan bagi orang lain. Mari kita bersama-sama menebar manfaat, menjemput kebaikan, dan menjadikan dunia ini menjadi tempat yang lebih indah dan penuh kasih sayang.(MIS)